19 November 2008
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam, Ayatullah Al-Uzhma Sayyid Ali Khamenei, dalam pertemuan dengan para peserta Konferensi Nasional Shalat ke-17, menyebut pendirian shalat dengan benar dan penuh konsentrasi pada bentuk dan kandungan shalat sebagai kunci paling utama dalam membenahi individu dan masyarakat. Beliau menekankan, syiar-syiar keislaman khususnya shalat harus nampak jelas dan transparan dalam masyarakat dan harus diperhatikan dalam setiap masalah.
Beliau menilai kewajiban syariat dan upaya menghindari yang haram sebagai akumulasi unsur-unsur yang menjamin kebahagiaan manusia. Ayatullah Al-Uzhma Khamenei mengatakan: Di antara unsur-unsur tersebut yang paling utama adalah shalat, sebab ialah yang mengontrol hawa nafsu yang selalu membujuk manusia ke arah pembangkangan".
Seraya menjelaskan bahwa kebahagiaan dan kehancuran manusia terletak pada caranya bersikap terhadap hawa nafsu, Rahbar menekankan: "Jika manusia dapat meredam hawa nafsunya ini dengan berdzikir dan mengingat Allah swt, maka ia akan sampai pada puncak kesempurnaan namun jika hawa nafsu ini dibiarkan tak terkendali, maka yang muncul adalah kezaliman, kafasadan, kemiskinan, dan arogansi".
Pemimpin Besar Revolusi Islam juga menekankan bahwa kontrol terhadap hawa nafsu ini bergantung pada dzikir dan mengingat Allah swt disertai dengan rasa membutuhkan Sang Pencipta dan merasa kerdil di hadapan keagungan Allah SWT. Beliau menambahkan: "Shalat dan dzikir kepada Allah SWT seperti ini akan menjauhkan manusia dari dosa dan kemungkaran, karena dzikir tersebut akan menumbuhkan kesadaran secara berkesinambungan dalam diri manusia dan oleh sebab itu setiap hari shalat dilakukan beberapa kali.
Beliau juga menyatakan bahwa sosialisasi shalat yang benar dalam masyarakat akan mewujudkan ketenteraman individu dan jiwa seseorang serta menciptakan rasa aman dan nyaman dalam masyarakat. Rahbar menandaskan: "Shalat yang benar adalah yang sempurna secara jasmani maupun ruhnya".
Pemimpin Besar Revolusi Islam menilai shalat yang tidak disertai dengan ruhnya sebagai shalat yang hanya berdampak kecil. Beliau mengatakan: "Bentuk dan rupa shalat pada hakikatnya telah disesuaikan dengan ruhnya dan pada proses sosialisasi shalat dalam masyarakat khususnya di antara para pemuda harus diperhatikan kesempurnaan bentuk dan ruh shalat".
Seraya mengingatkan kembali pengaruh shalat yang benar terhadap hati pemuda Muslim serta perwujudan harapan dan kebahagiaan maknawi dalam diri anak muda, Ayatullah Al-Uzhma Khamenei mengatakan: "Jika seseorang berusaha menunaikan shalat yang benar dan baik sejak usia muda, maka shalatnya pada usia tua juga tetap akan dibarengi dengan kekhusyukan".
Beliau juga menyinggung minimnya jumlah masjid dan mushalla di sentra-sentra publik seraya mengimbau: "Seluruh proyek pembangunan besar harus selalu dibarengi dengan pembangunan masjid dan pemerintah juga harus secara serius menyertakan hal ini dalam program kerjanya".
Pemimin Besar Revolusi Islam menekankan bahwa keberadaan sebuah masjid di -stasiun-stasiun metro, kereta api, terminal bus antarkota, bandar udara, dan distrik-distrik besar, harus diperhatikan. Beliau menegaskan: "Dalam penerbangan domestik dan luar negeri, jadwal penerbangan harus ditentukan sedemikian rupa sehingga ada waktu untuk menunaikan shalat. Beliau menambahkan pula bahwa dalam penerbangan yang tidak memungkinkan hal tersebut maka di dalam pesawat harus disediakan tempat untuk shalat".
Rahbar menilai perhatian terhadap hal-hal tersebut sebagai bukti upaya untuk menegakkan shalat. Beliau mengatakan: "Di semua kota khususnya kota-kota besar termasuk Tehran, harus dibangun berbagai masjid dan saat waktu shalat tiba, harus didirikan shalat berjamaah dan ketika waktu shalat, suara adzan harus dikumandangkan di seluruh kota di negara Islam ini.
Beliau menambahkan: "Dalam pembangunan distrik dan permukiman harus dibangun masjid yang sesuai dengan jumlah populasi penduduk dan proyek pembangunan seperti ini tidak boleh diberi izin jika tidak memperhatikan masalah pembangunan masjid".
Rahbar di akhir pernyataannya menegaskan, "Syiar-syiar keislaman harus tampak dalam masyarakat khususnya dalam arsitektur dan konstruksi bangunan."
Di awal pertemuan tersebut, Hujjatul Islam wal Muslimin Qaraati, Ketua Lembaga Penegakan Shalat, dalam laporannya menyinggung baiknya kondisi shalat dalam masyarakat khususnya di kampus-kampus serta sambutan positif para pemuda terhadap shalat, seraya mengatakan: "Dalam Konferensi Nasional Shalat ke-17 yang digelar di Universitas Tehran ini, panitia telah menerima kiriman 900 artikel dan 700 karya seni".
Di awal pertemuan ini, dilaksanakan shalat dzuhur dan ashar yang diimami oleh Ayatullah Al-Uzhma Khamenei.
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam, Ayatullah Al-Uzhma Sayyid Ali Khamenei, dalam pertemuan dengan para peserta Konferensi Nasional Shalat ke-17, menyebut pendirian shalat dengan benar dan penuh konsentrasi pada bentuk dan kandungan shalat sebagai kunci paling utama dalam membenahi individu dan masyarakat. Beliau menekankan, syiar-syiar keislaman khususnya shalat harus nampak jelas dan transparan dalam masyarakat dan harus diperhatikan dalam setiap masalah.
Beliau menilai kewajiban syariat dan upaya menghindari yang haram sebagai akumulasi unsur-unsur yang menjamin kebahagiaan manusia. Ayatullah Al-Uzhma Khamenei mengatakan: Di antara unsur-unsur tersebut yang paling utama adalah shalat, sebab ialah yang mengontrol hawa nafsu yang selalu membujuk manusia ke arah pembangkangan".
Seraya menjelaskan bahwa kebahagiaan dan kehancuran manusia terletak pada caranya bersikap terhadap hawa nafsu, Rahbar menekankan: "Jika manusia dapat meredam hawa nafsunya ini dengan berdzikir dan mengingat Allah swt, maka ia akan sampai pada puncak kesempurnaan namun jika hawa nafsu ini dibiarkan tak terkendali, maka yang muncul adalah kezaliman, kafasadan, kemiskinan, dan arogansi".
Pemimpin Besar Revolusi Islam juga menekankan bahwa kontrol terhadap hawa nafsu ini bergantung pada dzikir dan mengingat Allah swt disertai dengan rasa membutuhkan Sang Pencipta dan merasa kerdil di hadapan keagungan Allah SWT. Beliau menambahkan: "Shalat dan dzikir kepada Allah SWT seperti ini akan menjauhkan manusia dari dosa dan kemungkaran, karena dzikir tersebut akan menumbuhkan kesadaran secara berkesinambungan dalam diri manusia dan oleh sebab itu setiap hari shalat dilakukan beberapa kali.
Beliau juga menyatakan bahwa sosialisasi shalat yang benar dalam masyarakat akan mewujudkan ketenteraman individu dan jiwa seseorang serta menciptakan rasa aman dan nyaman dalam masyarakat. Rahbar menandaskan: "Shalat yang benar adalah yang sempurna secara jasmani maupun ruhnya".
Pemimpin Besar Revolusi Islam menilai shalat yang tidak disertai dengan ruhnya sebagai shalat yang hanya berdampak kecil. Beliau mengatakan: "Bentuk dan rupa shalat pada hakikatnya telah disesuaikan dengan ruhnya dan pada proses sosialisasi shalat dalam masyarakat khususnya di antara para pemuda harus diperhatikan kesempurnaan bentuk dan ruh shalat".
Seraya mengingatkan kembali pengaruh shalat yang benar terhadap hati pemuda Muslim serta perwujudan harapan dan kebahagiaan maknawi dalam diri anak muda, Ayatullah Al-Uzhma Khamenei mengatakan: "Jika seseorang berusaha menunaikan shalat yang benar dan baik sejak usia muda, maka shalatnya pada usia tua juga tetap akan dibarengi dengan kekhusyukan".
Beliau juga menyinggung minimnya jumlah masjid dan mushalla di sentra-sentra publik seraya mengimbau: "Seluruh proyek pembangunan besar harus selalu dibarengi dengan pembangunan masjid dan pemerintah juga harus secara serius menyertakan hal ini dalam program kerjanya".
Pemimin Besar Revolusi Islam menekankan bahwa keberadaan sebuah masjid di -stasiun-stasiun metro, kereta api, terminal bus antarkota, bandar udara, dan distrik-distrik besar, harus diperhatikan. Beliau menegaskan: "Dalam penerbangan domestik dan luar negeri, jadwal penerbangan harus ditentukan sedemikian rupa sehingga ada waktu untuk menunaikan shalat. Beliau menambahkan pula bahwa dalam penerbangan yang tidak memungkinkan hal tersebut maka di dalam pesawat harus disediakan tempat untuk shalat".
Rahbar menilai perhatian terhadap hal-hal tersebut sebagai bukti upaya untuk menegakkan shalat. Beliau mengatakan: "Di semua kota khususnya kota-kota besar termasuk Tehran, harus dibangun berbagai masjid dan saat waktu shalat tiba, harus didirikan shalat berjamaah dan ketika waktu shalat, suara adzan harus dikumandangkan di seluruh kota di negara Islam ini.
Beliau menambahkan: "Dalam pembangunan distrik dan permukiman harus dibangun masjid yang sesuai dengan jumlah populasi penduduk dan proyek pembangunan seperti ini tidak boleh diberi izin jika tidak memperhatikan masalah pembangunan masjid".
Rahbar di akhir pernyataannya menegaskan, "Syiar-syiar keislaman harus tampak dalam masyarakat khususnya dalam arsitektur dan konstruksi bangunan."
Di awal pertemuan tersebut, Hujjatul Islam wal Muslimin Qaraati, Ketua Lembaga Penegakan Shalat, dalam laporannya menyinggung baiknya kondisi shalat dalam masyarakat khususnya di kampus-kampus serta sambutan positif para pemuda terhadap shalat, seraya mengatakan: "Dalam Konferensi Nasional Shalat ke-17 yang digelar di Universitas Tehran ini, panitia telah menerima kiriman 900 artikel dan 700 karya seni".
Di awal pertemuan ini, dilaksanakan shalat dzuhur dan ashar yang diimami oleh Ayatullah Al-Uzhma Khamenei.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar